Sunday, March 9, 2014

Jan Koum (Pendiri WhatsApp) dari Miskin Menjadi Triliuner

Hiruk pikuk media mengabarkan Facebook mengakuisisi WhatsApp, Kamis, 20 Februari 2014. Nilainya mencengangkan dan menembus rekor akuisisi perusahaan teknologi selama ini. Total jumlahnya mencapai US$ 19 miliar. Jika ditukar ke dalam rupiah hari ini, akuisisi tersebut setara Rp 223 triliun.

Akuisisi ini bahkan jauh melebihi akuisisi yang pernah dilakukan Google (US$ 12,5 miliar saat mengakuisisi Motorola Mobility) dan Microsoft (US$ 8,5 miliar saat mengakuisisi Skype). Jan Koum dan Bryan Acton, duo pendiri WhatsApp, mendapat porsi terbesar atas penjualan ini. Koum, menurut Forbes, memiliki saham 45 persen, sementara Acton 20 persen. Sisanya dimiliki karyawan lain dan para pemodal yang sempat menanamkan modal di perusahaan ini.




Akuisisi ini membuat Koum memiliki kekayaan di atas kertas senilai US$ 6,8 miliar. Ia kaya mendadak. Dengan pembelian ini, US$ 1,9 miliar akan diterima Koum sebagai uang cash. Sisanya diterima dalam bentuk kepemilikan saham. Kekayaan ini berbalik jauh dari masa kecilnya yang merana.

Jan Koum, lahir & besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. Saat usia 16th ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yg kita kenal sbg "American Dream". Di usia 17th, ia hanya bisa makan dr jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Utk bertahan hidup, dia bekerja sbg tukang bersih supermarket. Hidup begtu pahit, begitu Koum membatin. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker.
Mereka lalu hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah di san jose university. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. Karena keahliannya sbgi programer, jan koum, diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. Ia bekerja di yahoo selama 10 th. Di sini pula ia berteman akrab dg brian acton. Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo., mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkn menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka.

Setelah whatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun , Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan... Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun.... Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang.... Pelan2 air matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dgm harga Rp 209 triliun. Ia lalu terkenang ibunya yg sudah meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak.... Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya. "Di tempat ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koun berbisik dalam hati. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi Triliuner. Nothing Impossible


Baca : Join ORIFLAME langsung kaya ?   
Baca : ORIFLAME hanya untuk Wanita ?Baca : Bedah lebih dalam Jenjang Karir di ORIFLAME


 
 

Promo Oriflame 1-31 Maret 2014


Untuk NON Member ORIFLAME Silakan Klik disini untuk JOIN


Wednesday, February 12, 2014

Promo Oriflame 1-28 Februari 2014



Untuk NON Member ORIFLAME Silakan Klik disini untuk JOIN


Kisah Bunga Mawar


Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebun belakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan pot itu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna.




Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuh pula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkan mengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya.

Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyak sekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagian dari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan ini hanya membuatku sakit. Aku tak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.”

Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumput yang menganggu pertumbuhan mawar itu. Kelopaknya yang dahulu mulai merekah, kini tampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu.

Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam. Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat. Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwa kita, juga ada tunas mawar dan duri yang akan merekah.

Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyak dari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang. Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikir bahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telah ada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki.

Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkan dengan duri-duri kelemahan diri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini. Orang lain lah yang kadang harus menunjukannya.
Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yang muncul. Kita, akan terpacu untuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yang akan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yang terindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkan diri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikan duri-duri yang muncul.

Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya, mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa. Mungkin, tangan-tangan kita akan tergores dan terluka, tapi janganlah itu membuat kita bersedih nestapa.

Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan dan impianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar lain dalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu, agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itu kepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Rgrd's
Adepaulina.blogspot.com

Baca : Join ORIFLAME langsung kaya ?   
Baca : ORIFLAME hanya untuk Wanita ?Baca : Bedah lebih dalam Jenjang Karir di ORIFLAME