Akuisisi ini bahkan jauh melebihi akuisisi yang pernah dilakukan Google (US$ 12,5 miliar saat mengakuisisi Motorola Mobility) dan Microsoft (US$ 8,5 miliar saat mengakuisisi Skype). Jan Koum dan Bryan Acton, duo pendiri WhatsApp, mendapat porsi terbesar atas penjualan ini. Koum, menurut Forbes, memiliki saham 45 persen, sementara Acton 20 persen. Sisanya dimiliki karyawan lain dan para pemodal yang sempat menanamkan modal di perusahaan ini.
Akuisisi ini membuat Koum memiliki kekayaan di atas kertas senilai US$ 6,8 miliar. Ia kaya mendadak. Dengan pembelian ini, US$ 1,9 miliar akan diterima Koum sebagai uang cash. Sisanya diterima dalam bentuk kepemilikan saham. Kekayaan ini berbalik jauh dari masa kecilnya yang merana.
Jan Koum, lahir & besar di Ukraina dari keluarga yg relatif miskin. Saat usia 16th ia nekat pindah ke amerika, demi mengejar apa yg kita kenal sbg "American Dream". Di usia 17th, ia hanya bisa makan dr jatah pemerintah. Ia nyaris menjadi gelandangan. Tidur beratap langit, beralaskan tanah. Utk bertahan hidup, dia bekerja sbg tukang bersih supermarket. Hidup begtu pahit, begitu Koum membatin. Hidup mereka kian terjal saat ibunya di diagnosa kanker.
Mereka lalu hidup hanya dgn tunjangan kesehatan seadanya. Koum lalu kuliah di san jose university. Tapi ia milih drop out. Ia lebih suka belajar programming secara otodidak. Karena keahliannya sbgi programer, jan koum, diterima bekerja sebagai engineer di Yahoo. Ia bekerja di yahoo selama 10 th. Di sini pula ia berteman akrab dg brian acton. Mereka berdua bikin WA thn 2009 setelah resign dari Yahoo., mereka berdua sempat melamar ke Google. Ditolak. Google mungkn menyesal seumur hidup menolak lamaran mereka.
Setelah whatsApp resmi dibeli dg harga 209 triliun , Jan Koum melakukan ritual yang mengharukan... Ia datang ke tempat dimana ia dulu setiap pagi antri untk dapat jatah makan. Saat ia masih remaja miskin berusia 17 tahun.... Ia menyandarkan kepalanya ke dinding tempat ia dulu antri. Mengenang saat bahkan untuk makan ia tidak punya uang.... Pelan2 air matanya meleleh. Ia tak pernah menyangka perusahaannya dibeli dgm harga Rp 209 triliun. Ia lalu terkenang ibunya yg sudah meninggal (karena kanker). Ibunya yg rela menjahit baju buat dia demi menghemat. Tak ada uang, nak.... Jan Koum tercenung. Ia menyesal tak pernah bisa mengabarkan berita ini kepada ibunya. "Di tempat ini, nasib hidup saya pernah dipertaruhkan...", begitu mungkin Jan Koun berbisik dalam hati. Rezeki mungkin datang dari arah yg tak terduga. Remaja miskin yang dulu dapat jatah makan itu kini jadi Triliuner. Nothing Impossible
Baca : Join ORIFLAME langsung kaya ?
Baca : ORIFLAME hanya untuk Wanita ?Baca : Bedah lebih dalam Jenjang Karir di ORIFLAME
No comments:
Post a Comment